Rintiksedu.id – Halo pembaca setia Rintiksedu.id! Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas cara menghitung HPP atau Harga Pokok Penjualan. Sebagai seorang yang memiliki pengalaman seputar topik ini, kami akan memberikan panduan langkah demi langkah dalam menghitung HPP. Jangan khawatir, kami akan memastikan artikel ini mudah dipahami dan berguna bagi Anda yang ingin memahami konsep HPP dalam bisnis. Untuk melengkapi artikel ini, kami juga akan melampirkan gambar unggulan yang dapat membantu ilustrasi lebih baik. Selamat membaca!
Langkah 1: Persediaan Awal Barang Dagang
Pertama-tama, untuk menghitung HPP, kita perlu mengetahui persediaan awal barang dagang. Persediaan awal adalah jumlah barang dagang yang tersedia di awal periode, misalnya di awal bulan atau tahun. Persediaan awal ini dapat berupa produk yang belum terjual pada akhir periode sebelumnya.
Contoh:
Pada awal bulan Januari, Anda memiliki 50 unit produk yang belum terjual dari bulan Desember sebelumnya. Jumlah ini akan menjadi persediaan awal barang dagang Anda.
Langkah 2: Persediaan Akhir Barang Dagang
Selanjutnya, kita perlu mengetahui persediaan akhir barang dagang. Persediaan akhir adalah jumlah barang dagang yang masih tersisa di akhir periode, misalnya di akhir bulan atau tahun.
Contoh:
Pada akhir bulan Januari, setelah penjualan dan pembelian selama bulan tersebut, Anda memiliki 30 unit produk yang belum terjual. Jumlah ini akan menjadi persediaan akhir barang dagang Anda.
Langkah 3: Pembelian Bersih
Setelah mengetahui persediaan awal dan persediaan akhir barang dagang, kita dapat menghitung pembelian bersih. Pembelian bersih adalah total pembelian barang dagang dikurangi dengan pengembalian barang dan diskon pembelian.
Contoh:
Pada bulan Januari, Anda melakukan pembelian barang dagang sejumlah Rp 10.000.000. Namun, Anda juga mengembalikan barang senilai Rp 2.000.000. Jadi, pembelian bersih Anda adalah Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000 = Rp 8.000.000.
Komponen Penentu HPP (Harga Pokok Penjualan) Perusahaan Dagang
Untuk perusahaan dagang, komponen yang menjadi penentu HPP adalah persediaan awal barang dagang, persediaan akhir barang dagang, dan pembelian bersih. Dengan mengetahui tiga komponen ini, kita dapat menghitung HPP dengan menggunakan rumus berikut:
HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
Unsur HPP
Unsur-unsur yang tergabung dalam perhitungan harga pokok penjualan adalah:
- Biaya Bahan Baku: Biaya yang digunakan untuk memproduksi barang (biaya pembelian bahan baku, biaya pengiriman, dll).
- Biaya Tenaga Kerja Langsung: Biaya yang terkait dengan upah langsung karyawan yang terlibat dalam produksi barang.
- Biaya Overhead Pabrik: Biaya yang terkait dengan produksi barang, seperti biaya listrik dan biaya pemeliharaan mesin.
Tujuan Menghitung HPP
Tujuan utama menghitung HPP adalah untuk mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang dijual oleh bisnis. Dengan mengetahui HPP, bisnis dapat menganalisis profitabilitas dan mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan harga jual atau strategi penjualan.
Rumus Menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan)
Untuk menghitung HPP, bisa menggunakan rumus berikut:
HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
Cara Menghitung HPP
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung HPP:
1. Menghitung Penjualan Bersih
Langkah pertama adalah menghitung total penjualan bersih. Penjualan bersih adalah total penjualan dikurangi dengan retur penjualan. Misalnya, jika total penjualan Anda selama periode tertentu adalah Rp 50.000.000 dan Anda mengembalikan barang senilai Rp 5.000.000, maka total penjualan bersih Anda adalah Rp 50.000.000 – Rp 5.000.000 = Rp 45.000.000.
2. Menghitung Pembelian bersih
Selanjutnya, hitunglah pembelian bersih. Pembelian bersih adalah total pembelian barang dikurangi dengan retur pembelian dan diskon pembelian. Misalnya, jika total pembelian barang Anda adalah Rp 30.000.000, tetapi Anda juga mengembalikan barang senilai Rp 3.000.000 dan mendapatkan diskon pembelian senilai Rp 2.000.000, maka pembelian bersih Anda adalah Rp 30.000.000 – Rp 3.000.000 – Rp 2.000.000 = Rp 25.000.000.
3. Menghitung Persediaan Barang
Lanjutkan dengan menghitung total persediaan barang. Persediaan barang adalah jumlah barang yang tersedia di awal periode ditambah dengan pembelian bersih. Misalnya, jika persediaan awal barang Anda adalah 50 unit dan Anda melakukan pembelian bersih sebesar 30 unit, maka persediaan barang Anda adalah 50 unit + 30 unit = 80 unit.
4. Menghitung HPP
Akhirnya, hitunglah HPP dengan menggunakan rumus HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir. Misalnya, jika persediaan awal barang Anda adalah 50 unit, pembelian bersih adalah 30 unit, dan persediaan akhir adalah 20 unit, maka HPP Anda adalah 50 unit + 30 unit – 20 unit = 60 unit.
Contoh Perhitungan HPP
Berikut ini adalah contoh perhitungan HPP berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya:
Persediaan awal barang dagang: 50 unit
Persediaan akhir barang dagang: 20 unit
Pembelian bersih: 30 unit
HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
= 50 unit + 30 unit – 20 unit
= 60 unit
Jadi, HPP untuk periode tersebut adalah 60 unit.
Langkah-langkah Menghitung HPP Perusahaan Manufaktur
Untuk perusahaan manufaktur, proses perhitungan HPP sedikit berbeda. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung HPP perusahaan manufaktur:
1. Menghitung Semua Bahan Baku yang Dipakai
Langkah pertama adalah menghitung jumlah dan biaya semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Hitung jumlah bahan baku yang digunakan dan kalikan dengan biaya per unit bahan baku untuk mendapatkan total biaya bahan baku.
2. Menghitung Biaya Produksi Lain
Selanjutnya, hitung biaya produksi lainnya, seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
3. Menghitung Total Biaya Produksi
Jumlahkan semua biaya produksi yang telah dihitung sebelumnya untuk mendapatkan total biaya produksi.
4. Menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan)
Terakhir, bagi total biaya produksi dengan jumlah unit barang yang diproduksi untuk mendapatkan HPP per unit. Jika total biaya produksi adalah Rp 500.000.000 dan jumlah unit barang yang diproduksi adalah 10.000 unit, maka HPP per unit adalah Rp 500.000.000 ÷ 10.000 = Rp 50.000.
Kesimpulan
Dalam bisnis, menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) sangat penting untuk mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang dijual. Dalam artikel ini, kami telah menjelaskan cara menghitung HPP untuk perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Dengan mengetahui HPP, bisnis dapat menganalisis profitabilitas dan mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan harga jual atau strategi penjualan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda dalam memahami dan mengimplementasikan konsep HPP dalam bisnis Anda. Terima kasih telah membaca artikel dari Rintiksedu.id!