Prosesor Google Tensor: Inovasi Chipset untuk Smartphone Pixel

Teknologi107 Dilihat

rintiksedu.id – Prosesor menjadi elemen vital dalam kinerja sebuah smartphone. Selama bertahun-tahun, Google mengandalkan chipset dari pihak ketiga seperti Qualcomm Snapdragon untuk menjalankan perangkat Pixel miliknya.

Namun, pada tahun 2021, Google membuat langkah besar dengan merilis chipset buatannya sendiri yang dinamakan Google Tensor. Ini merupakan salah satu prosesor populer dari ARM.

Langkah ini menandai awal dari era baru bagi Google dalam mengontrol penuh pengalaman pengguna, mulai dari perangkat keras hingga perangkat lunak.

Google Tensor bukan hanya sekadar prosesor buatan Google, melainkan simbol dari pendekatan baru dalam pengembangan teknologi mobile yang menitikberatkan pada kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning).

Dengan desain yang disesuaikan untuk kebutuhan Pixel, Tensor memberikan berbagai keunggulan yang membedakannya dari chipset konvensional lainnya.

Latar Belakang Pengembangan Google Tensor

Google telah lama dikenal sebagai perusahaan yang mengedepankan AI dalam hampir seluruh produknya. Dari Google Search, Google Assistant, hingga Google Photos, seluruh layanan tersebut berjalan dengan bantuan teknologi AI yang canggih.

Namun, di ranah perangkat keras, Google masih bergantung pada vendor lain untuk menyediakan chipset.

Keterbatasan chipset dari pihak ketiga menjadi tantangan bagi Google dalam menerapkan fitur-fitur AI canggih secara maksimal di perangkat Pixel.

Oleh karena itu, Google memutuskan untuk merancang prosesor sendiri yang bisa mengakomodasi kebutuhan tersebut.

Hasilnya adalah Google Tensor, prosesor yang sepenuhnya dirancang untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna Pixel.

Spesifikasi dan Arsitektur Google Tensor

Google Tensor memiliki arsitektur yang unik dibandingkan chipset lain di pasar. Pada versi pertamanya, Tensor menggunakan konfigurasi CPU dengan delapan inti (octa-core) yang terdiri dari dua core performa tinggi, dua core menengah, dan empat core hemat daya.

Ini merupakan pendekatan berbeda dibandingkan dengan sistem tradisional big.LITTLE yang umum digunakan pada chipset ARM.

Berikut adalah ringkasan konfigurasi prosesor pada Google Tensor generasi pertama:

  • 2x ARM Cortex-X1 (core performa tinggi)
  • 2x ARM Cortex-A76 (core menengah)
  • 4x ARM Cortex-A55 (core efisien)
  • GPU Mali-G78 MP20
  • TPU (Tensor Processing Unit) khusus untuk AI dan machine learning

Penggunaan core Cortex-X1 yang kuat diimbangi dengan core A76 dan A55 yang lebih hemat energi, memungkinkan Tensor untuk menawarkan kinerja tinggi saat dibutuhkan, namun tetap efisien dalam konsumsi daya saat menjalankan tugas ringan.

Yang paling menonjol dari arsitektur Google Tensor adalah keberadaan TPU khusus. TPU ini dirancang untuk menangani tugas-tugas berbasis AI seperti pemrosesan gambar, pengenalan suara, dan berbagai fungsi yang berjalan di latar belakang. TPU ini pula yang menjadi pembeda utama Tensor dibandingkan chipset lain.

Baca juga: Prosesor Qualcomm Snapdragon Series: Evolusi dan Performa untuk Perangkat Mobile

Keunggulan Prosesor Google Tensor

1. Optimalisasi AI dan Machine Learning

Prosesor ini dibuat dengan fokus utama pada kecerdasan buatan. Fitur seperti Live Translate, pengenalan suara real-time, dan pemrosesan gambar yang kompleks semuanya berjalan lebih cepat dan lebih akurat berkat Tensor.

2. Kinerja Kamera yang Lebih Baik

Tensor mendukung sistem pemrosesan gambar canggih yang memungkinkan fitur seperti Real Tone, Face Unblur, dan Super Res Zoom bekerja lebih efisien. Dengan integrasi langsung antara hardware dan software, hasil foto menjadi lebih natural dan konsisten di berbagai kondisi pencahayaan.

3. Keamanan Lebih Tinggi

Google menyertakan chip keamanan terpisah bernama Titan M2 dalam desain Tensor. Chip ini membantu melindungi data pribadi pengguna dan meningkatkan keamanan sistem secara keseluruhan.

4. Efisiensi Daya

Meskipun menggunakan core performa tinggi, Tensor dirancang agar tetap hemat daya dalam penggunaan sehari-hari. Hal ini berkat manajemen tugas yang cerdas dan integrasi TPU yang mengambil alih proses berat secara efisien.

5. Pengalaman Pixel yang Lebih Konsisten

Dengan mengendalikan sendiri desain prosesor, Google mampu menghadirkan integrasi menyeluruh antara sistem operasi Android dan perangkat keras. Hal ini memberikan pengalaman pengguna yang lebih mulus dan stabil.

Baca juga: Prosesor MediaTek Dimensity Series: Inovasi Teknologi Mobile Masa Kini

Perkembangan Google Tensor di Generasi Selanjutnya

Setelah debutnya di Pixel 6 dan Pixel 6 Pro, Google melanjutkan pengembangan Tensor dengan meluncurkan generasi kedua pada seri Pixel 7.

Meskipun masih mempertahankan banyak elemen dari versi pertama, Tensor G2 membawa peningkatan pada efisiensi dan kinerja GPU.

Tensor G2 tetap menggunakan konfigurasi 2+2+4, namun dengan peningkatan clock speed dan efisiensi daya yang lebih baik.

Selain itu, dukungan terhadap AI semakin ditingkatkan dengan pembaruan pada TPU yang digunakan.

Pengembangan berkelanjutan ini menunjukkan bahwa Google berkomitmen untuk terus menyempurnakan teknologi prosesor miliknya dan menjadikannya sebagai inti dari semua perangkat Pixel di masa depan.

Perbandingan dengan Prosesor Lain di Kelasnya

Ketika dibandingkan dengan chipset seperti Qualcomm Snapdragon 8 Gen 1 atau Apple A15 Bionic, Tensor mungkin tidak selalu unggul dalam benchmark sintetis.

Namun, dalam penggunaan nyata, Tensor memberikan keunggulan pada fitur berbasis AI dan pengalaman pengguna yang disesuaikan.

Misalnya, dalam hal pemrosesan foto dan video, Tensor mampu menghasilkan gambar berkualitas tinggi dengan lebih cepat berkat integrasi yang erat antara TPU dan perangkat lunak kamera Pixel.

Sementara Snapdragon lebih unggul dalam performa grafis mentah dan A15 Bionic lebih hemat daya, keunikan Tensor terletak pada kemampuannya menjalankan fitur-fitur cerdas secara efisien tanpa mengorbankan kenyamanan pengguna.

Tantangan dan Kritik terhadap Google Tensor

Meskipun membawa banyak keunggulan, Tensor juga mendapat kritik terutama terkait dengan efisiensi daya dan performa termal pada generasi pertamanya.

Beberapa pengguna melaporkan bahwa perangkat Pixel dengan Tensor cepat mengalami panas ketika digunakan untuk tugas berat seperti gaming atau perekaman video berkualitas tinggi.

Namun, Google terus melakukan optimalisasi melalui pembaruan perangkat lunak dan pengembangan generasi berikutnya. Tensor G2 menunjukkan bahwa Google mendengarkan masukan pengguna dan berusaha meningkatkan kualitas produknya.

Baca juga: Prosesor Samsung Exynos: Inovasi Teknologi di Balik Performa Smartphone

Google Tensor merupakan langkah strategis yang membawa perubahan besar dalam ekosistem perangkat Pixel.

Dengan merancang prosesor sendiri, Google dapat menyelaraskan perangkat keras dan perangkat lunak secara optimal, memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, khususnya dalam hal AI, fotografi, dan efisiensi energi.

Meskipun masih memiliki ruang untuk perbaikan, Tensor telah membuktikan bahwa prosesor yang dirancang dengan tujuan spesifik dapat memberikan hasil yang berbeda dari sekadar mengikuti standar industri. Dalam beberapa tahun ke depan, Tensor kemungkinan akan menjadi fondasi utama bagi semua inovasi perangkat keras Google.

Dengan pendekatan yang terus berfokus pada AI dan keamanan, prosesor ini membuka jalan bagi masa depan smartphone yang lebih cerdas dan personal.